Pengertian IQ, EQ, ESQ


Pengertian IQ (Intelligent Quotient )

IQ ( Intelligent Quotient) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan intelektual, berupa kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta. Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, untuk pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir".

Pengertian EQ ( Emotional Quotient )

EQ ( Emotional Quotient) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan emosional, berupa kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca indra.
Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut akan menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya Dapat dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus kehidupan sosialnya juga baik. Lain tidak karena orang tersebut dapat merespon tuntutan lingkungannya dengan tepat .
Di samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra personal) seperti self awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation (mengatur diri), dan terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy, kemampuan memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik . Dalam bahasa agama , EQ adalah kepiawaian menjalin "hablun min al-naas". Pusat dari EQ adalah "qalbu" . Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling dalam, mengubah sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani. Hati dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh otak. Hati adalah sumber keberanian dan semangat , integritas dan komitmen. Hati merupakan sumber energi dan perasaan terdalam yang memberi dorongan untuk belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani


Pengertian SQ (Spiritual Quotient )

SQ ( Spiritual Quotient ) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan spiritual berupa, kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah- langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah dalam upaya menggapai kualitas hanif dan ikhlas5. SQ adalah suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat . Kalau EQ berpusat di hati, maka SQ berpusat pada "hati nurani"


Hubungan IQ, EQ, SQ


Dalam rentang waktu dan sejarah yang panjang, manusia pernah sangat mengagungkan kemampuan otak dan daya nalar (IQ). Kemampuan berfikir dianggap sebagai primadona. Potensi diri yang lain dimarginalkan. Pola pikir dan cara pandang yang demikian telah melahirkan manusia terdidik dengan otak yang cerdas tetapi sikap., perilaku dan pola hidup sangat kontras dengan kemampuan intelektualnya. Banyak orang yang cerdas secara akademik tetapi gagal dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya. Mereka memiliki kepribadian yang terbelah (split personality). Di mana tidak terjadi integrasi antara otak dan hati. Kondisi tersebut pada gilirannya menimbulkan krisis multi dimensi yang sangat memprihatinkan.
Fenomena tersebut telah menyadarkan para pakar bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan otak dan daya pikir semata, malah lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Tentunya ada yang salah dalam pola pembangunan SDM selama ini, yakni terlalu mengedepankan IQ, dengan mengabaikan EQ dan SQ. Oleh karena itu kondisi demikian sudah waktunya diakhiri, di mana pendidikan harus diterapkan secara seimbang, dengan memperhatikan dan memberi penekanan yang sama kepada IQ, EQ dan SQ.
Jadi kesimpulannya, IQ, EQ, dan SQ pada diri seseorang memiliki keeterkaitan yang sangat erat hubungannya untuk kebutuhan manusia mencepai kesempurnaannya sebagai manusia. Dimana ketiganya sama – sama pentingnya bagi manusia.

2 komentar:

Unknown said...

Aku mau tanya neh.. tentang EQ..
selama ini, ada yg bilang, aku punya kecerdasan intelektual yg lumayan cukup lah, minimal buat aku sendiri.. tpi.. begitu mereka kenal dekat aku, mereka bilang, klo aku sangat minim dalam hal kecerdasan emosional.
dan aku sadari itu…. baik dlm bergaul dikalangan temen2, rekan kerja, maupun dlm kalangan keluarga.
yang pengen aku tanyakan, bagaimana cara aku mengimbangi kecerdasan emosional aku, biar aku bisa jadi org yg lebih baik dan bermanfaat utk semua
besar harapan atas jawabannya…
Thanks alot be4…!!
Good LUck guys…

Unknown said...

Minta maaf baru saya balas komentarnya.. cz udah lama gag saya update...
Memang mengimbangi IQ dan EQ tidaklah mudah,, butuh pengorbanan..!! Dan penilain orang terhadap kita adalah hal yang relatif..
Dan semua orang punya caranya masing - masing utk mengimbangi IQ dan EQ nya.. klo saya pribadi, saya selalu berusaha memikirkan dengan matang sesuatu sebelum mengambil keputusan (seperti apa damapaknya bagi orang lain) dan berpikir positif terhadap penilaian orang akan sifat saya...

segala sesuatu yang akan kita lakukan berawal dari 'IDE' kita dan yang positif akan berdampak positif pula...

Post a Comment